CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SINTAL PART3

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SINTAL PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SINTAL PART3, Hasrat-Bispak40 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sekalian mengelap penisnya yang tentu belepotan sperma bersatu cairan cinta Cie Fifi itu dengan memakai celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi gak bereaksi, dia cuman diam serta pejamkan matanya. Sang cebol kenakan celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Tidak lama setalah itu, Cie Fifi pula bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok pakaiannya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Nampaknya Cie Fifi memang menyediakan kantung plastik itu untuk menaruh celana dalamnya yang ia mengerti bakal dikotori sang cebol seperti saat sebelum awal mulanya.

"Dasar. Udah orangya cebol, tidak sadar kali kalaupun burungnya itucebol pun", gerutu Cie Fifi yang setelah itu tinggalkan gudang ini.

Ujaran Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuma pendek, permasalahan yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa  saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mengesah ketahan sewaktu tiba-tiba kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, mari ucapnya pengin nyepong. Kapan keluarnya kalaupun dari barusan hanya kamu emut saja?", bertanya Dedi yang sekarang dengan kejam lagi menghimpit nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, dan penis Dedi itu semakin menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum serta mainkan lidahku di penis Dedi, biar dia tidak melanjutkan siksaannya padaku.

"Nah… getho cantik… mari terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang saat ini mendesah serta mengeluh kesenangan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara lembut saat lagi saya lagi usaha membikin penis Dedi berejakulasi. Kadangkala saya memandang nakal di Dedi, supaya dia tambah terangsang sampai pekerjaanku dapat usai bisa semakin cepat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SINTAL PART3

"Mmmhh…?", saya tidak dapat bercakap, cuma dapat mengguman gak terang waktu kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu telah tak ada siapa siapa kembali waktu saya menyambung service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar suara yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Semenjak kapan Pandu telah ada di dalam sini? Kenapa barusan saya gak menyaksikannya?

"Mamamm…", saya pengin larang Pandu, namun sekarang mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat berbicara secara terang.

Telat, Pandu udah mengungkap rok seragam sekolahku, dan saya udah pasrah tunggu hukuman yang hendak dikasihkan Dedi bila dia melihatku memanfaatkan celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… gak bisa… saya dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu tukar status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak lebih cepat. Dua murid keji ini akan selekasnya melumatku dalam gudang ini, namun yang sangat kutakutkan yakni Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan semuanya rencanaku. Mestinya barusan itu saya lolos dari gudang ini tak perlu ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidaklah ada waktu untukku buat pikir atau berleha leha. Tau-tau badanku telah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan cukuplah lebar. Selanjutnya dengan rangking ke-2 kakiku yang selalu sesuai itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu udah mengangkat penisnya yang rupanya sudah ereksi itu di muka parasku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan geram saya mengulum penis Pandu, serta saya keluarkan seluruh tehnik oralku supaya Pandu cepat sampai pucuk dan nanti dia tak turut nikmati lubang vaginaku sehabis Dedi tuntas nikmati badanku. Saat itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, pas pada bagian bibir vaginaku. Dedi telah ketahui. Saya pejamkan mata serta pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… maka itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, sebab kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya omong kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 mendamprat.

Saya gak berani menjawab, tidak berani menengok. Pengin rasanya saya menangis, namun saya tidak mau kelak kawan temanku terlebih Jenny justru ajukan pertanyaan bertanya bila kelak mataku kelihatan sembab.

Saya cuman dapat pasrah serta selalu mengoral penis Pandu, sekalian menanti hukuman yang bakal dikasihkan Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mendesah terhambat saat kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, menyebabkan kesan yang aneh waktu saya mengerti celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mendesah serta lagi mengesah terhenti, namun saya tidak lupa bila saya mesti memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini lekas berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mengesah serta meronta kesakitan di saat saya merasai pedih pada vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Nikmat kan Elok?", sentil Dedi di saat saya menengok ke belakang buat menyaksikan apa yang sudah dilakukan Dedi.

Saya memandang sisi bawah celana dalamku tarik ke atas. Ternyata itu membikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, dan menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya buat menyudahi semuanya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tetapi Dedi betul-betul mau menghukumku. Celana dalamku ini digeret ke atas dan kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini kian jadi beres.  Di antara pedih serta nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, tetapi Dedi cuma ketawa tawa.

"Udah, gak boleh ngoceh terus! Teruskan!", tiba-tiba Pandu memutar kepalaku sampai mukaku kembali menghadap penisnya, serta Pandu lekas menjejali penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mendesah ketahan, tetapi sekarang saya tidak miliki alternatif lain, saya mesti menambahkan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata tidak sabar untuk nikmati badanku. Saya rasakan sisi bawah celana dalamku disingkap, serta suatu benda pijakl, hangat dan lumayan besar, yang jelas kepala penis Dedi itu, sekarang melekat serta mendorong bibir vaginaku.

Badanku menyebutng sebentar saat penis Dedi memotong lubang vaginaku dan selalu melesak masuk. Saya pejamkan mata menghentikan sakit, dan selanjutnya saya lagi usaha menyambung service oralku buat penis Pandu saat lagi Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi memberlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya tiap-tiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menusuk demikian dalam lubang vaginaku. Seringkali saya melenguh terhambat, dan saya mulai tidak dapat fokus untuk mengoral penis Pandu.

Karena itu saya harus semakin menanggung derita saat Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai parasku melekat di muka selangkangannya. Saya mesti bertarung membatasi mual gara-gara berbau apek yang melanda hidungku, pun saya harus mencegah terasa sakit berbaur nikmat pada lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Saat ini saya cuma mengharapkan pasienanku ini lekas selesai. Saya pun mengharapkan busana seragam sekolahku ini tidak lecek dan basah oleh keringatku selesai saya tuntas digagahi oleh dua begundal ini. Sehabis saya kumpulkan seluruh tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap serta menarik penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SINTAL PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong serta kurasakan dia akan melepas penisnya dari gempuranku, kemungkinan dia sudah tidak sanggup mencegah kepuasan service oralku.

Tetapi saya gak ingin melepasnya, saya harus membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan buat menghentikan badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat dan sesaat lantas penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya itu kulakukan di tengahnya gencarnya sikatan penis Dedi pada lubang vaginaku.

"Aahh… lezatnya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kenikmatan waktu kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Pada akhirnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan seluruh cairan di mulutku ini, tetapi saya tidak ingin Pandu berhasil lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku baru saja semestinya telah sukses. Saya benar-benar geram kepadanya.

Saya terpikir bagaimana saya bersama Jenny, Sherly dan Cie Stefanny tempo hari sukses taklukkan tiga pejantan di rumahku, dan kupikir saya kemungkinan dapat menggunakan langkah yang serupa untuk menumpahkan frustasiku di Pandu. Saya selalu mengisap penis di mulutku ini meskipun penis itu telah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong tidak kuat terima gempuranku, tapi saya belum pula usai dengannya.

Saya terus menghirup serta mengisap penis Pandu, hingga akhirnya dia menguik nguik seperti disembelih saja. Selanjutnya saya menyudahi kulumanku pada penis Pandu, serta waktu saya melepas tanganku, Pandu langsung ambruk lemas, sama sepertiseperti nasib banyak pejantan di rumahku yang tergeletak selesai saya dan banyak pacarku balik menyetubuhi mereka.

"Oooh… kamu sungguh-sungguh pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau dan menohokkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.

Dadaku ibaratnya dapat meletus saat saya dengar penghinaan Dedi barusan. Sesudah Dedi usai siramkan spermanya dalam lubang vaginaku, saya selekasnya berdiri, balik tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', kedua kalinya saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi kagum menatapku seperti tidak meyakini dengan yang barusan berlangsung.

"Brengsek, kamu bisa bisanya mengejek saya", desisku dengan nada gemetaran sangking berangnya.

Keadaan di gudang jadi diam. Deru detak jantungku dapat kudengar secara jelas. Saya menggigit bibir mencegah tangis. Saya sangat sakit hati waktu Dedi menyebutku pelacur.

Tanpa ada mempedulikan mereka kembali, saya selekasnya keluar gudang ini. Namun saya sadar jika saya mesti mengatur diriku di toilet, sekalian sekurangnya saya harus bersihkan tersisa sperma Dedi yang menetes dari bibir vaginaku.

Dalam toilet, saya selekasnya mengangkut rok seragam sekolahku, dan saya ambil tissue yang siap buat mengelap lelehan sperma di kitaran pangkal pahaku. Beberapa tissue kuambil serta kuselipkan di sisi dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya bisa memudahkan rasa gak nyaman pada selangkanganku.

Serta sekali ini saya sudah tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya mesti terima ejekan sesuai ini? Dengan berurai air mata, saya mengatur rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis di parasku tidaklah sampai hancur gara-gara air mataku.

‘kriiing…', bel pertanda jam pelajaran bertukar udah keluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet serta saya sedikit lari menuju kelasku. Diperjalanan saya menyaksikan pak Totok yang baru keluar kelasku, serta aku segera menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tiba-tiba sakit di perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian memberikan argumen kenapa saya barusan tidak dapat datang di kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tidak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu pastilah sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Jika masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SINTAL PART3

‘Uh… UKS? Tidak deh… saya tak mau tertiban tragedi untuk ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Tidak perlu pak, Eliza telah tambah enak. Terima kasih pak, saya kembali lagi ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit pada pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, serta saya selekasnya kembali tuju ke kelas untuk mengikut jam pelajaran paling akhir.

IV. Sebuah Janji Yang Menyenangkan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya sudah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny di saat saya udah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya habis sakit pada perut Jen", jawabku perlahan.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu sesudah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan cemas.

"Iya, barusan perutku tau-tau sakit sekali, saya gak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga sampai nangis. Namun saya sudah tambah enak kok saat ini Jen", saya bohong agar Jenny stop meresahkanku

"Saat ini perutmu sudah tidak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan belas kasih.

Saya geleng-geleng kurang kuat sembari usaha tersenyum pada Jenny.

Sebetulnya saya terasa sedikit tidak sedap sebab saya harus bohong di Jenny yang demikian perhatikan serta mencintaiku. Perasaan salah ini sedikit mengacauku, meski saya tahu ini yakni yang terunggul, dibanding ada yang dengarkan percakapan kami waktu saya akui apa yang sesungguhnya berlangsung padaku saat lagi saya berada pada toilet, atau mungkin lebih persisnya di gudang barusan.

Tetapi tidak lama setalah itu Jenny udah kembali repot menarik dan menghinaku masalah Andy. Apa lagi saat jam paling akhir ini hari guru yang semestinya mengajarkan di kelas kami tak masuk, maka kami bebas belajar sendiri. Jenny kian bergairah memikatku, dan saya udah habis akal untuk membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuman dapat tersenyum malu.

Serta pada saat saya gak tahu harus melakukan perbuatan apa, tiba-tiba saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang kurang lebih tengah dijalankan Andy? Apa yang lebih kurang berada di ingatan Andy waktu ini? Apa dia pikirkanku? Tau-tau saya udah berasa kangen pada Andy.

"Duh… bidadari yang satu berikut kembali sayang deh… hingga sampai saya gak dirasa kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba mengelit.

"Getho ya? Jika gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sembari menyaksikan ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu ingin ngomong apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya pengin ngomong apa ya… saya ingin katakan, jika Eliza tidak sukai dengannya", Jenny menjawab dengan tipe cuek bebek sembari mulai membungkusi buku bukunya ke tas sekolahnya, karena bel pulang sekolah betul-betul baru-baru ini mengeluarkan bunyi.

"Jeen… tak boleh getho dong… aku…", saya mulai kuatir bila kalau Jenny sungguh-sungguh dalam kata ujarnya, dan saya dan terus merengek-rengek.

"Bila getho kamu gak boleh menghindari lagi sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali menarikku.

"Aku…", saya gak dapat berucap apa manalagi serta parasku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman iseng. Saya cuma dapat tersenyum malu sekalian merapikan seluruhnya buku dan alat tulisku ke tas sekolahku. Sesudah doa pulang, saya serta Jenny siap-siap keluar kelas sewaktu Sherly tau-tau ada di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya menyengaja meratap waktu saya menyaksikan Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini pengen hingga kapan sich anyar bahagia nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Hingga sampai kamu jadian sama Andy, serta nraktir kita kita", kata Jenny serta Sherly nyaris berbareng serta mereka ketawa suka.

"Ssstt!! Apaan sich? Kalaupun lainnya dengar bagaimana coba!", saya bersungut-sungut dengan kuatir.

"Sebab itu gak boleh ngelamun saja sayang… review donk di sini telah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari merengkuhku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SINTAL PART3

Saya menyaksikan ke seputarku, rupanya memanglah kelasku ini udah kosong disamping kami bertiga. Namun tetap juga saya khawatir bila ada yang dengar ujaran mereka barusan terkait saya jadian sama Andy. Saya gak mau Andy dengar issu yang tak tidak, saya tidak pengin hubunganku dengan Andy yang baru memulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu hingga sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu menggamit tanganku.

"Tetapi, saya pengin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian lebih dulu saja dech", saya coba memberikan argumen buat pisah pada mereka, biar saya gak tiada henti menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya tidak apa apa, bertepatan saya pula haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya pula haus kok. Ya telah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang saat ini udah tarik tanganku.

Saya telah tak punyai argumen kembali, karena itu saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Pastinya ledekan mereka kepadaku kembali bersambung, dan saya cuma dapat tersenyum malu.

Sampai di kantin, hatiku jadi risi waktu saya lihat sang cebol. Saya terkenang perbuatan kejinya di gudang barusan kepada Cie Fifi.

Tetapi saya usaha punya sikap biasa. Apa lagi Cie Fifi telah menegur kami serta bertanya apa yang kami pesan. Seusai kami bertiga usai minum, kami lekas bayar pesanan kami dan mohon pamit pada Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama