CERITA DEWASA POLWAN SINTAL MENJADI PELACUR PART2

CERITA DEWASA POLWAN SINTAL MENJADI PELACUR PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA POLWAN SINTAL MENJADI PELACUR PART2, Hasrat-Bispak40 Bagaimana tak, 5 bulan lalu, sewaktu dia lagi tunggu anak buahnya membayar hasil keamanan di warung langganannya, tiba-tiba kepalanya ditutup kantung hitam serta suatu sengatan taser di uluhatinya membuat gontai maka dia tidak dapat menantang di saat ditarik ke mobil dan dibawa keluar dari Kalirotan. Cahaya lampu yang ditempatkan ke mukanya membuat silau. Tangannya terborgol ke belakang bangku. Margo tidak aneh kembali dengan area penyelidikan. Dia telah beberapakali mesti duduk di dalam ruang sesuai itu, bertransaksi buat keamanan Kalirotan yang sesungguhnya…

Tapi ini kali permohonan, bukan… perintah yang diterimanya cukup unik. Dia jadi belum kenal siapa interogatornya ini kali. Suara pria itu demikian dalam, sampai dia juga mengaku jika dia jadi menempatkan hormat ke orang itu.

"Margo, kini di Kalirotan ada orang anyar, namanya JuaSani Putri," kata lelaki itu menjadi permulaan. Margo yang umumnya tidak sabaran serta berani menantang saat ini memutuskan memerhatikan.

"Dia saat ini tinggal dalam tempat Nuri. Saya pengen, kau lihat dia… Kau dan anak buahmu bisa memanfaatkan ia sebagai jasa uang keamanan seperti yang umum kau kerjakan. "

Embusan cerutu cuba mengenai muka Margo. Orang ini bagus, pikirkan Margo… dia berjumpa musuh yang jauh semakin kuat dibanding dirinya sendiri.

"Anak buahku akan juga kerap hadir seperti umumnya, memohon porsi darimu… dan kamu akan antara mereka untuk nikmati wanita itu. Saya pengen wanita itu dijarah mati-matian… kau harus mengatur sampai tamunya bertambah beberapa dari tempat yang lainnya, meski sebetulnya tanpa kontribusimu juga ia sudah tentu akan menjadi diva di sana… Sebarkan info, sebarkan terkait dirinya… kecantikannya, kemolekannya…"

Maro selanjutnya berkemauan kuat untuk bertanya… "Mengapa kau mau memusnahkan wanita itu demikian rupa… apa kelirunya kepada kamu?"

CERITA DEWASA POLWAN SINTAL MENJADI PELACUR PART2

Lelaki itu menjawab, "Saya mau membinasakan dianya sendiri, sampai jika waktunya telah tiba… dia dapat tunduk sepenuhnya pada diriku… Tapi, seblum dia memperoleh status yang terhormat di telapak kakiku… dia mesti rasakan apa yang dimaksud namanya neraka dunia, apakah yang dimaksud neraka jahanam…"

Margo takut. Lelaki ini hilang ingatan, pikirnya.

Dering Sony Experia Ultra hasil curian bergetar lembut dari sisi meja butut dalam kamar Margo, dan membikin Margo kembali pada alam sadarnya. Dia ambil HP itu serta termangu…

"Ya?" jawab Margo.

"Baik… Siap… Baik… Jalankan…"

Mira memandang bila Margo menjadi pucat selesai terima telephone itu… serta Mira belumlah sempat lihat Margo setakut itu.

"Siapa Bang?" bertanya pelacur itu manja. Margo mengusir gadis itu.

"KELUAR!" gertaknya, membuat Mira takut.

"Ada apakah Bang?"

"Keluar kataku! Saya ingin urus Sani, kau bisa turut saksikan ia disiksa. Tetapi saat ini, keluar!"

Mira selekasnya keluar rumah Margo yang simple itu, akan tetapi hatinya sedikit senang lantaran dia dapat memprovokasi Margo untuk memusnahkan Sani. Dia tidak perduli dengan Margo yang sekarang terduduk pucat.

Perbincangan barusan membikin Margo sangatlah takut. Lelaki itu sungguh-sungguh iblis…

"Margo… tentu saat ini Mira udah berikan badannya kepadamu jadi bayaran untuk merusak Sani…" kata lelaki itu, yang membuat Margo termenung.

Bagaimana dia dapat tahu?

"Kau dapat lakukan apa yang dia minta… kau membawa Sani ke gudang kosong, bawa ke-10 panglima daerahmu… silahkan siksa Sani, gagahi bekerja keras, tetapi jangan sempat ia mati… Kau bisa bawa Mira, agar ia ikut pula menganiaya Sani untuk melepaskan marahnya…"

"Tapi satu saja perintahku kau langgar… MATI!"

Sani yang tengah berbelanja sayur, cuman kenakan tank hebat serta celana pendek, tidak begitu memerhatikan Mira yang ada dekatinya. Dia memandang wanita itu seperti sama dirinya… cuma tempat penampungan sperma.

"Eh Sani…" sapa Mira bersikap ramah. "Berbelanja?"

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Sani cuma tersenyum simpul, dia tengah tak mau berbasa-basi. Bahkan juga sebetulnya dia sendiri tidak memiliki banyak kawan di Kalirotan. Dia jadi lebih tertutup dalam sosialisasi. Yang dia mau kerjakan cuman buka pahanya lebar-lebar, dan membebaskan beberapa lelaki hidung belang kelas teri nikmati vagina, lubang anusnya dan mulutnya secara optimal.

"Sani… saya ingin meminta bantuan sekejap, saya pengen mengambil barang di gang sisi, saya malas sendiri… wajar banyak penyuka godain, hihihi!"

Sani yang malas ingin sekali menampik, tapi Mira menangkap lengannya serta menariknya ke arah tempat yang lumayan sepi saat sebelum menodongkan pisau ke pinggang Sani.

"Turut gua, anjing! Atau gua tusuk elo di sini!" gertak Mira.

Sani mau tak mau ikuti cara Mira ke gang yang dia ketahui adalah sisi terkejam di Kalirotan, dan tidak ada satu juga PSK yang cukup normal buat menawarkan diri di dalam tempat itu…

Mira  menggerakkan Sani masuk ke satu rumah yang lebih serupa gudang, Dorongannya lumayan keras hingga Sani terjatuh jatuh masuk ke rumah yang gelap itu. Sewaktu si gadis bangun, dia bisa dengar jika pintu ada berada di belakangnya ditutup. Untuk sebentar, kegelapan keseluruhan.

Byaaaar! Hidup lampu yang tiba-tiba itu bikin si gadis mengerjap lantaran silau. Serta di saat dia bisa peroleh kembali pengelihatannya. Margo dan sepuluh panglimanya sudah mengepungnya. Mira setelah itu ambil langkah ke tengah lingkaran, dia dekati Sani dan…

PLAK! Tempelengan keras si pelacur yang gak diperkira oleh Sani membikin Sani terhuyung. Lantas pukulan serta sepakan terus-menerus Mira bikin Sani terjengkang. Mira yang seperti kesetanan terjang Sani yang terjengkang, jatuh telentang di lantai gudang. Mira menempati perut Sani, serta dengan serampangan memukuli paras Sani, menjambak rambut gadis itu, dan menghantamkannya ke lantai gudang. Cakaran Mira yang menyengaja menginginkan muka Sani tinggalkan sisa di paras mulus si bekas polwan. Awal mulanya Sani memutuskan pasrah.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Tapi instingnya untuk tetap bertahan kembali tampak. Demikian mendapatkan kemungkinan, Sani lekas berikan perlawanan. Dia balas mencakar, menjambak, memukul serta menyepak Mira. Banyak lelaki ketawa berbuat kurang sopan, ya… terkecuali Margo…Ia melihat jenis perkelahian ke-2  pelacur di hadapannya itu…. khususnya Sani, pelacur yang paling jadi perhatian oleh si perwira.

"Aneh… jenis berkelahinya demikian biasa", batin Margo… "Malahan lebih serupa pelacur berkelahi…."

Ya, Sani saat ini tidak lagi bertanding seperti orang polwan. Dia sekarang cuman berhadapan menurut perasaan survival… serta ini cukup mencengangkan Margo, yang menghendaki bila pelacur yang paling menjadi perhatian ini punyai keterampilan berhadapan yang dapat bikin si perwira terlena. Tetapi, sederhana apapaun Cat Fight yang terhidang, terang terlihat kalaupun Mira mulai kebingungan. Sani sendiri mulai terlihat kembali pada model bertandingnya yang dahulu.

Margo berikan pertanda ke seoang anak buahnya yang dengan bergas menelikung Sani, menjambak rambutnya sampai si gadis meringis dan merintih kesakitan. Mira mengusap darah dari bibirnya yang luka oleh tonjokan Sani, mengatur rambutnya yang kusut sembari dekati si gadis yang meronta kesakitan.

BAM! Mira membantai muka Sani, menimbulkan bibir pecah.

BAM! Pelipis si gadis.

BAM! Hidung Sani… sampai mimisan…

SCRATCH! Kuku Mira yang lumayan panjang menggores muka Sani sampai tinggalkan goresan membujur dari kening kanan ke pipi kiri sampai ke rahang  si gadis. Mira tersenyum iblis lihat muka Sani yang udah dibikinnya cacad itu. Tapi dia belum puas… Dia mengepalkan tangannya dan…

BUGH! Sani sampai muntah serta megap-megap. Mira menggebuk mutlak di uluhatinya. Panglima Margo membebaskan si gadis yang lekas jatuh terduduk, dan Mira memberinya sepakan keras ke rusuk si gadis, menimbulkan Sani terjengkang dan ringkuk kesakitan.

"Mira! Cukup!" suara Margo yang berani hentikan cara Mira.

Nyatanya Mira telah memegang sebilah pisau cutter. Barusan cutter itu dipakai untuk menodong Sani. Mira melihat Sani yang mendesah membatasi sakit di perutnya. Tangan yang memegang cutter itu bergetar… Serta Mira ambil langkah maju.

CERITA DEWASA POLWAN SINTAL MENJADI PELACUR PART2

Saat ini Margo sendiri yang menggebuk Mira dangan semaksimal mungkin. Si gadis terjengkang, menjerit kesakitan. Dia menyuruh lima panglimanya buat memberikan pelajaran pada Mira, yang saat ini beringsut ketakutan. Samar-samar Sani dengar pukulan, sepakan, jerit Mira, bunyi cabikan kemeja. Tetapi saat ini dia harus memikir dianya sendri yang tak lebih bagus. Margo dekati dirinya sendiri bersama lima panglimanya lainnya. Dia coba merayap menjauh, tetapi sebuah kaki yang beranjak telapak tangannya dengan keras membuat menjerit kesakitan.

Sani menyaksikan belati aba-aba yang digenggam Margo, belati dengan baja alternatif yang paling berkilau. Dengan badan tengkurap, Sani haya dapat bergidik merasai dinginnya baja yang digesekkan dibalik celananya. Baja dingin itu menjalari pantanya yang paling digilai banyak lelaki yang nikmati badannya… pantat sekal yang seperti memikat tiap lelaki buat meremasi bongkahan itu, menamparinya, mengigitinya, sampai menjilatinya… Dan khususnya lubang cantik yang seperti tidak pernah buka lebar itu sebagai dermaga penis-penis yang jarang mendapat keasyikan mirip, baik dari istri resmi mereka atau pelacur yang lain pilih untuk gak biarkan lubang pembuangan mereka dimasuki penis. Sani dapat merasai baja itu membawa bahan celana pendeknya, serta bunyi robekan perlahan-lahan kedengar, pertanda bila sekarang kain penutup selangkangannya mulai tercabik dan bikin selangkangan eloknya terkena dinginnya lantai gudang yang kotor serta dingin. Dengan badan masih yang ditahan tertelungkup di lantai gudang kembali Sani dapat rasakan dinginnya baja belati menjelajahi punggungnya… kemudian…sreeeeeeek! Bahan tanktop tipis itu tidak sama dengan kuatnya baja belati, sampai dengan beberapa pergerakan saja badannya terpajang bebas di depan lelaki bajingan yang terus berlakukan beberapa buruh sex komersil seperti onggokan daging pemuas gairah. Sani masih tengkurap di dinginnya lantai gudang yang kotor serta kasar hanya karena berwujud susunan laporkan semen tanpa tegel atau keramik. Payudaranya, perut ratanya, pahanya perih karena tergores lantai.

Sani dapat dengar bunyi sabuk yang dibuka. Dia persiapkan dirinya….

CTAAAAR!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Sani mengigil… tangannya yang dipegangi mengepal dan menggigil… kepala sabuk yang dibuat dari besi itu yang menimpa badannya.

CTAAAR!

CTAAAR!

Sani menjerit sejadinya waktu Margo mengcambuki punggungnya, bokongnya, belakang pahanya…

Dan jeritannya semakin kuat di saat Margo memerintah anak buahnya untuk membalik badannya, lalu tiada belas kasihan melecuti Sani, di payudaranya, perutnya, rusuknya, serta di vaginanya….

Jerit kesakitan serta seruan meminta ampun Sani benar-benar gak digubris oleh Margo yang seolah melepas keberangan yang ditahannya sampai kini. Sewaktu lelaki itu selseai, badan si gadis hancur penuh cedera babatan kepala sabuk, beberapa bilur di badan si gadis keluarkan darah.

Margo lalu berlutut didepan selangkangan si gadis, turunkan celana, serta keluarkan penisnya… Lalu dengan sekehendak hati menusukkan penisnya ke vagina Sani yang bengkak karena sikatan sabuk yang berulang kali dari sana. Sani cuman dapat mengulet kesakitan, penis Margo menerobos kewanitaannya yang kering. Badan Margo yang melekat di badannya bikin si gadis mendesis sebab keringat si kepala preman membikin perih bilur dan cidera di badannya. Sani cuma menggeletar mengendalikan perih saat pada akhirnya Margo menarik keluar penis yang sudah buang sperma ke rahimnya.

"Rasakann tuch perek… sekarang….."

Perintah Margo belumlah lagi usai sewaktu ke-10 anak buahnya lekas menyerobot Sani yang cuma dapat mengerang perih, meringis dan menjerit kesakitan. Sementara si kepala preman sendiri bergeser menuju pribadi badan di pojok lain gudang itu. Pribadi Mira yang paling memilukan. Pelipis mata si gadis pecah, hidungnya patah, sejumlah giginya tanggal, lengannya kelihatan patah dan dislokasi.

Pelajaran yang dikasihkan anak buahnya benar-benar kejam… akan tetapi itu butuh. Margo berjongkok dekat badan bonyok Mira yang bernafas meskipun cuma kadang-kadang.

"Saya telah molorangmu, Mira… namun kamu menantang aku…." tuturnya sembari bangun, menarik sisi kaki Mira ke arah pintu belakang gudang. Margo menarik badan Mira ibarat menarik karung rongsokan ke suatu kandang di atas pentas yang tertutup terpal.

CERITA DEWASA POLWAN SINTAL MENJADI PELACUR PART2

Margo mengangkut badan kurang kuat Mira…

"Tonton baik, Mira… Ini hukuman bagimu," tuturnya sekalian buka terpal.

Mata Mira yang lebam sedikit membelalak memandang isi kandang yang dapat memuat 2 orang dewasa itu.  Cicit tikus-tikus garang dalam kandang yang kaget karena paparan matahari membuat Mira takut, Ya… hukumannya baru-baru ini dimulai… dengan badan semacam itu, dia gak dapat meronta atau berontak, dia cuma dapat pasrah sewaktu badannya diangkat Margo serta disingkirkan ke kandang tikus itu. Mira rasakan sakit, akan tetapi dia tidak dapat bergerak, berteriak atau meronta… Dia cuman dapat merasai kesakitan tanpa ada sanggup melaksanakan apa-apa… rasakan badannya perlahan-lahan jadi hidangan tikus-tikus kelaparan itu….

Margo menyaksikan anak buahnya yang lagi mengerjakan Sani. Dua penis anak buahnya lagi membantai anus si gadis secara bertepatan, sementara mulut si gadis dipaksakan mengoral penis untuk penis yang disikatkan secara kasar. Vagina si gadis gak lebih bagus nasibnya… seorang anak buahnya lagi membabat vagina si gadis dengan kepalannya, dan dia gerakkan tangannya dengan amat kasar. Margo melihat ke kegilaan di hadapannya, sampai laras suatu pistol yang melekat ada di belakang kepalanya membuat tersadarkan. Dan seperti pasukan siluman yang keluar neraka, beberapa puluh prajurit dengan seragam penyamaran komplet menodong ke-10 anak buahnya. Saat ini Margo berdiri dihadapan sepuluh anak buahnya yang berlutut dengan tangan ada di belakang kepala. Margo tersenyum senang lihat mimik muka banyak kepercayaannya yang tidak kenal takut itu. Gestur paling akhir yang dilihatnya saat sebelum sebutir peluru yang tembus dahinya membikin nyawanya terbang tinggalkan badannya. Dan figure si bos preman yang berdebam di lantai gudang jadi lukisan paling akhir yang disaksikan ke-10 panglima daerah yang tidak lama  ikuti tapak jejak si pimpinan tinggalkan dunia fana ini dengan rasa senang sudah jadi sisi group yang paling ditakutkan, yang mustahil kalah terkecuali diakali seperti itu…

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Pimpinan regu hampiri figur yang kembalikan pistol yang barusan mengakhiri nyawa Margo ke sarungnya.

"Posisi telah ditangkap, semuanya teror udah dinetralisir, laporan usai"

Lelaki itu mengacaukank dan pasukan barusan selekasnya keluar gudang. Lelaki itu dekati figur badan Sani yang paling kurang kuat…. Mata Sani yang tertutup sperma buka perlahan…

Mulutnya berujar lirih…. "Ba…paaaak?"

Sani terjaga di tempat tidur empuk. Dia meraba sisi lengannya yang dirasa sakit serta mengalami jarum I.V  dari sana. Matanya mengerjap, dan samar-samar dia menyaksikan kamar tempatnya dirawat, rumah sakit dengan fasiitas seperti hotel bintang lima. Perawat silih bertukar menjaga badannya, mengembalikan seluruh cedera. Mereka dan banyak dokter mengusahakan dengan seisi tenaga buat kembalikan situasi Sani seperti yang lalu. Serta tugas mereka sesuai harapan. Waktu Sani bertelanjang bundar di kamar mandi rumah sakit serta menyaksikan refleksi dirinya sendiri di cermin, dia terpesona. Tidak ada satu cacat lantas yang gak dibenahi, sampai beberapa bekas cedera di badannya anyar tampak jika jadi perhatian dari benar-benar dekat. Setelah itu, dokter yang menjaganya hadir dan berbicara,

"Selamat Nona, selekasnya anda sudah dapat pulang."

Sani kembali tertegun… Ke mana dia dapat pulang? Dengan letoi Sani konsumsi makanan rumah sakit dan minum obat yang dikasihkan kepadanya. Serta tidak tahu kenapa dia berasa begitu letih…. benar-benar sangat letih…

"Dipan ini jadi tambah empuk", batin Sani sembari buka matanya…

Serta Sani melonjak bangun dari tempat tidur itu, lekas jatuhkan diri bertimpuh. Dia menangis sekalian memegang kaki lelaki yang berdiri dengan wibawa tinggi. Laki laki itu pada akhirnya tiba jemput.

"Bapaaaak…" tangis Sani di kaki Kombes Bambang Harjadi, tangis berduka, tangis berbahagia….

1 tahun setelah itu. 

Kombes (Purn) Bambang Harjadi lagi menyaksikan laporan di hadapannya. Dia tersenyum kebapakan pada Sani yang memberikan laporan itu kepadanya. Laporan teratur saja, perihal penghasilan dan pengeluaran. Dari jaringan pelacuran yang dahulu terkuasai Ryoko, tapi saat ini telah jadi kebun penghasilan dirinya sendiri, dengan hasil benar-benar mengesankan.

CERITA DEWASA POLWAN SINTAL MENJADI PELACUR PART2

Serta lebih ketimbang itu, semua rahasia beberapa konsumen sekarang jadi kepunyaannya, maka ia semakin bagus dalam berkuasa dibalik monitor meski ia saat ini sudah pensiun. Tidak kenapa akhiri karir penegak hukum dengan pangkat paling akhir gak sampai bintang; toh mereka-mereka yang mempunyai bintang di pundak dapat ia pegang kapan waktu, sebab semuanya kartu berada di tangannya. Tahun silam Ryoko divonis mudah, cuman 1 tahun penjara. Benar-benar tersebut hukuman maksimum untuk mucikari. Ada pasal-pasal dengan hukuman lebih berat berkaitan kejahatan trafikking/perdagangan manusia, optimal 15 tahun, akan tetapi pembela perkaranya, Prabu, sukses menangkis gugatan itu, terselamatkan kesaksian Sani dahulu yang menjelaskan kalau ia melacur di bawah Ryoko dengan suka-rela. Ryoko udah melalui periode hukuman dan bebas.

TAMAT.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama